Hal itu adalah penting untuk
memberikan anak-anak dosis yang sehat dari pendidikan agama sejak dini,
mengajarkan mereka berbagai mitologi komparatif dan agama dari pendekatan
fenomenologis. Anak-anak secara alami ingin tahu, dan apa yang lebih menarik
daripada sistem kepercayaan kuno bahwa begitu banyak dari rekan-rekan dan nenek
moyang kita telah mendedikasikan hidup mereka untuk mempercayai sebuah agama.
Dengan mengajarkan mereka tentang agama-agama dunia, kita memberikan mereka
informasi yang mereka cari dan mengisi kesenjangan dalam pengetahuan mereka
dengan cara yang sama kita lakukan ketika kita mengajarkan tentang sejarah atau
politik.
Melalui pendidikan di Studi
Agama, kita belajar tentang mitos penciptaan dari berbagai budaya dan pengaruh
mitos-mitos sebelumnya, tentang persamaan dan inkonsistensi dalam setiap sistem
kepercayaan, dan bagaimana setiap agama telah berkembang dari sebuah kultus
lokal untuk setara global yang modern.
Fakta bahwa orang mewarisi
keyakinan agama mereka dari orang tua atau mentor anak lebih sering terjadi.
Ada periode penting di mana seorang anak mulai bertanya tentang kehidupan dan
bertanya-tanya tentang asal-usul keberadaan dan, dalam sebuah keluarga
religius, pertanyaan-pertanyaan ini biasanya dijawab dalam konteks agama.
Proses ini dimulai dari anak tersebut lahir, partisipasi paksa dalam ritual
keagamaan dari usia muda, dan mengajar anak-anak yang terlalu muda untuk
memahami bahwa agama mereka adalah satu-satunya yang benar, dan kadang-kadang
bahwa semua orang lain akan terbakar di neraka.
Setelah anak sudah cukup besar
untuk berpikir secara logis tentang kemungkinan kebenaran berbagai agama,
biasanya sudah dalam tahap yang sedikit terlambat, karena instruksi agama telah
begitu sukses memasuki kepribadian sang anak bahwa anak tidak lagi menerima
kemungkinan bahwa mereka bisa salah dalam menafsirkan agama. Setelah semua,
ide-ide ini diperkenalkan oleh anggota keluarga yang penuh kasih dan
terpercaya, jadi tidak mungkin bagi mereka untuk memahami bahwa agam yang
mereka jalankan juga bisa mengalami kesalahan dalam implementasinya.
Tapi ada harapan untuk
memperbaiki kondisi tersebut. Dengan mendidik anak-anak tentang banyak agama di
dunia, sejarah kuno dan modern, maka sang anak akan mulai berpikir kritis mana
makna agama yang sebenarnya, sehingga resiko terjadinya penyimpangan
intoleransi dalam kehidupan beragama akan dihindari dan anak bisa menerima
perbedaan dengan lapang dada. Pentingnya pendidikan agama untuk anak wajib
diimbangi dengan pemikiran positif agar anak sukses dikehidupannya.