Seperti diketahui,
motivasi belajar pada siswa tidak sama kuatnya. Pada siswa yang motivasinya
bersifat intrinsik, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada
faktor di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya
bersifat ekstrinsik, kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di
luar dirinya. Namun demikian, di dalam kenyataan motivasi ekstrinsik inilah
yang banyak terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, upaya
menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, khususnya oleh guru merupakan
suatu hal yang perlu dan wajar (Max Darsono, 2001 : 68).
Beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1.
Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip
yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian siswa, keaktifan siswa,
keterlibatan langsung siswa, materi pelajaran yang merangsang, dan lain-lain.
Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan
situasi kelas yang kondusif, sehingga perhatian, keterlibatan siswa, dan
lain-lain yang termasuk prinsip balajar dapat berfungsi secara optimal.
2.
Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis
dalam belajar maksudnya adalah unsur-unsur yang keberadaannya dapat
berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan lemah menjadi menguat.
Unsur-unsur ini meliputi bahan mengajar dan upaya pengadaannya, alat bantu
mengajar dan upaya pengadaannya, suasana belajar dan upaya pengembangannya,
kondisi siswa dan upaya penyiapannya.
3.
Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman yang Telah Dimiliki Siswa
Siswa lebih senang
mempelajari materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai latar belakang
untuk mempelajari materi baru tersebut. Oleh karena itu, guru harus pandai
memilih contoh-contoh untuk menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini
hendaknya banyak terdapat di lingkungan siswa.
4.
Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Setiap siswa
mempunyai cita-cita dalam belajar. Namun tidak semua siswa dapat mencapai
kesuksesan tersebut. Kesuksesan biasanya dapat meningkatkan aspirasi, dan
kegagalan mengakibatkan aspirasi rendah. Untuk meningkatkan aspirasi ini,
hendaknya guru tidak menjadikan siswa selalu gagal. Kegagalan yang
berkepanjangan menyebabkan siswa menjadi tidak bergairah dalam mencapai
cita-citanya. Sebaiknya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan
tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga motivasi mereka untuk
mencapai tujuan itu lebih kuat.
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pengaruh dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dalam dirinya yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa pengaruh dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dalam dirinya yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktivitas belajar siswa. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Prestasi belajar
yang memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara
wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Salah satu
contoh dari ancaman tersebut adalah kurangnya motivasi belajar siswa. Pada
tingkat tertentu memang ada siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya,
tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena
siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang
lain sangat diperlukan oleh siswa tersebut.
Berikut adalah upaya
guru dalam meningkatkan motivasi belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar:
1. Pergunakan
Pujian Verbal
Kata-kata seperti
”bagus”, ”baik”, ”pekerjaanmu baik”, yang diucapkan guru kepada siswa setelah
selesai mengerjakan yang diperintahkan atau mendekati tingkah laku yang
diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang besar.
2. Pergunakan Tes
dan Nilai Secara Bijaksana
Kenyataan bahwa tes
dan nilai dipakai sebagai dasar berbagai hadiah sosial menyebabkan tes dan
nilai dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi siswa. Siswa belajar karena
ada keuntungan yang diperoleh dengan nilai yang tinggi. Dengan demikian,
memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam memotivasi siswa untuk belajar.
3. Membangkitkan
Rasa Ingin Tahu dan Hasrat Eksplorasi
Di dalam diri siswa
ada potensi yang besar yaitu rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Potensi ini
dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Rasa
ingin tahu pada anak didik melahirkan kegiatan yang positif, yaitu eksplorasi.
Keinginan siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru merupakan desakan
eksploratif dari dalam diri siswa. Motivasi akan terus meningkat jika dalam
diri siswa sudah ada rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi.
4. Melakukan Hal
yang Luar Biasa
Untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, guru harus dapat melakukan hal-hal yang luar biasa,
misalnya menceritakan masalah guru dalam belajar di masa lalu ketika sedang
sekolah seperti mereka, sehingga setelah mendengar cerita dari guru siswa akan
lebih bersemangat dalam belajar dan prestasi siswa akan meningkat. Melakukan
hal yang luar biasa merupakan upaya yang dapat dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi belajar terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
5. Merangsang Hasrat
Siswa
Hasrat siswa perlu
dirangsang dengan memberikan sedikit contoh hadiah yang akan diterimanya bila
ia berusaha dan berprestasi dalam belajar. Hadiah yang diberikan kepada siswa
dapat berupa benda, pujian verbal, nilai yang baik dan lain-lain yang akan
merangsang hasrat siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Memanfaatkan
Apersepsi Siswa
Pengalaman siswa
baik yang didapat di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat
dimanfaatkan ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Siswa mudah
menerima dan menyerap materi pelajaran dengan menghubungkan bahan pelajaran
yang telah dikuasainya. Bahan apersepsi merupakan seperangkat materi yang
dikuasai yang memudahkan untuk menuju materi pelajaran yang baru.
7. Minta Kepada
Siswa untuk Mempergunakan Hal-hal yang Sudah Dipelajari Sebelumnya
Hal ini menguatkan
belajar siswa dan sekaligus menanamkan suatu penghargaan pada diri siswa, bahwa
apa yang sedang dipelajarinya sekarang, juga berhubungan dengan pengajaran yang
akan datang.
8. Membantu
kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.
Membantu kesulitan
peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.
Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode
untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan
gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk mencatat
dan mempelajari materi yang telah disampaikan..
9. Menggunakan
metode yang bervariasi.
Meningkatkan
motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode
yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan
adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada
siswa.
10. Menggunakan
media pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
11. Perkecil Daya
Tarik Sistem Motivasi yang Bertentangan
Kadang agar diterima
oleh teman-temannya, siswa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan oleh guru.
Dalam hal ini guru sebaiknya melibatkan ketua kelas yang berperan sebagai
pemimpin dan sebagai contoh siswa yang lain di kelas itu, dalam aktivitas yang
berguna (menyusun tes, mewakili sekolah dalam pameran ilmiah, dan sebagainya)
sehingga teman-temannya akan meniru melakukan hal-hal yang positif.
Dalam interaksi edukatif tidak semua siswa termotivasi untuk bidang studi tertentu. Motivasi siswa untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-beda, ada siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada siswa.
Dalam interaksi edukatif tidak semua siswa termotivasi untuk bidang studi tertentu. Motivasi siswa untuk menerima pelajaran tertentu berbeda-beda, ada siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, ada yang sedang, dan ada juga yang sedikit sekali memiliki motivasi. Hal ini perlu disadari oleh guru agar dapat memberi motivasi yang bervariasi kepada siswa.
Jika terdapat siswa
yang kurang termotivasi untuk belajar, peranan motivasi ekstrinsik yang
bersumber dari luar diri siswa sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik ini di
berikan bisa dalam bentuk pujian, hadiah, dan lain-lain. Tugas guru sekarang
adalah bagaimana menciptakan interaksi edukatif yang dapat mendorong rasa ingin
tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan ingin maju. Siswa dapat tumbuh dan
berkembang yang pada akhirnya menopang keberhasilan pengajaran yang gemilang.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk dapat menyesuaikan dan akhirnya untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dinamika manusia. Tugas guru dalam memberikan motivasi siswa adalah mengingat adanya dinamika siswa dan membimbing dinamika siswa. Maksudnya ialah supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh manusia untuk dapat menyesuaikan dan akhirnya untuk mendapatkan kepuasan ini disebut dinamika manusia. Tugas guru dalam memberikan motivasi siswa adalah mengingat adanya dinamika siswa dan membimbing dinamika siswa. Maksudnya ialah supaya anak yang belajar dalam membentuk dinamika manusia ini tidak melalui pengalaman-pengalaman yang kurang baik.