Saturday, September 19, 2015

PERAN ORANG TUA DALAM KURIKULUM 2013

·   0

Artikel "Peran Orang Tua di Kurikulum 2013"
Peran Orang Tua di Kurikulum 2013
Oleh : Rusyda Leily, S.Pd.MSn (Kepala SMPN.2 Padang Ganting)

“Sakali aia gadang, sakali pulo tapian barubah”, pepatah inipun merambah dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Kurikulum 2006 baru saja dipahami oleh para pendidik namun sekarang telah berganti pula dengan kurikulum 2013.
Seiring pergantian kurikulum tersebut, pemerhati pendidikan selalu mengadakan pengkajian yang lebih mendalam tentang kelemahan dan kelebihan kurikulum dari yang sebelumnya.
Tanpa dapat ditawar, seluruh insan pendidikan harus memahami implementasi kurikulum yang baru saja bergulir. Mulai dari guru, kepala sekolah, peserta didiik maupun orang tua peserta didik sendiri, agar pelaksanaan kurikulum bisa berjalan sesuai dengan sebagai mana mestinya.
Dampak implementasi kurikulum 2013 sangat jelas terlihat pada pendidik, peserta didik dan orang tua peserta didik yakni pada sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial. Sementara pada kurikulum 2006 yang lalu, lebih ditekankan pada aspek pengetahuan semata.

read more

Sikap tidak dapat diajarkan kepada peserta didik, tetapi harus dicontohkan melalui pembiasaan. Bagi peserta didik yang memberikan contoh guru, orang tua, dan masyarakat.
Menurut Feri Fren dalam Singgalang Selasa 14 Oktober 2014 dalam tulisannya yang berjudul “Penjernihan Emosi Peserta Didik” mengulas, sudah saatnyalah guru, orang tua, dan masyarakat menjadi teladan bagi anak-anak baik dalam hal prilaku tutur kata, maupun tabiat keseharian.
Keteladanan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap seorang peserta didik baik disekolah maupun di masyarakat. Siapapun dan apapun yang mereka lihat akan mereka adopsi dan akan menjadi prilaku permanen bagi pribadi peserta didik itu sendiri.
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi dalam membentuk sikap peserta didik, meskipun setiap hari mereka berada dilingkungan keluarganya, kalaulah orang tua mereka kurang kontrol akan membuatnya kebablasan.
Sebagai contoh pembiasaan sikap oleh orang tua dalam hal mengucapkan kata “Terima kasih”. Demikian juga dalam hal mengucapkan salam saat masuk rumah, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan banyak contoh lain yang sangat dekat dengan kehidupan anak.
Disekolah guru menjadi tokoh sentral yang akan diamati, ditiru, bahkan diidolakan oleh peserta didiknya. Perlu kiranya guru bertanya dan berkaca pada diri sendiri setelah melihat refleksi sikap peserta didiknya. “Sudahkah saya dapat dijadikan contoh teladan yang baik bagi peserta didik saya”?
Seringkali guru lupa dan tidak menyadari bahwa prilaku yang mereka tampilkan sangat mewarnai sikap peserta didik. Contohnya, peserta didik dilarang merokok, namun kenyataannya guru masih ada yang merokok dikelas, bahkan peserta didiknyapun yang disuruh untuk membeli rokok ke warung.
Akibatnya, peserta didik cenderung untuk tidak mau lagi mendengarkan nasehat gurunya, salah siapakah ini?
Sudah sepatutnyalah guru, orang tua, dan masyarakat yang diamanahi dalam memimpin anak-anak untuk memberikan teladan yang baik. Orang tua adalah sebagai pemimpin di rumahnya. Menurut hadist yang diriwayatkan oleh Buchari Musim mengatakan bahwa “Tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya atas apa yang dipimpinnya.”
Orang tua adalah pemimpin, apabila orang tua mampu memberikan contoh yang baik, mudah-mudahan sikap anak bisa berubah ke arah yang lebih baik. Kebahagiaan orang tua akan terlihat nyata saat melihat mereka berhasil mencapai cita-citanya kelak.
Kurikulum 2013 mengamanatkan agar peserta didik kedepan memiliki sikap yang baik sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional. Dengan niat yang ikhlas dan kuatnya peran orang tua terhadap anaknya, Insyallah pesan kurikulum 2013 akan terwujud. Semoga.
Update : Jumat, 17 Oktober 2014 , Kontributor berita : Feri Fren, S.Pd,MM

Subscribe to this Blog via Email :