Artikel "Peran Orang Tua di Kurikulum 2013" Peran Orang Tua di Kurikulum 2013
Oleh : Rusyda Leily, S.Pd.MSn (Kepala SMPN.2 Padang Ganting)
“Sakali aia gadang, sakali pulo tapian barubah”, pepatah inipun merambah
dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Kurikulum 2006 baru saja
dipahami oleh para pendidik namun sekarang telah berganti pula dengan
kurikulum 2013.
Seiring pergantian kurikulum tersebut, pemerhati pendidikan selalu
mengadakan pengkajian yang lebih mendalam tentang kelemahan dan
kelebihan kurikulum dari yang sebelumnya.
Tanpa dapat ditawar, seluruh insan pendidikan harus memahami
implementasi kurikulum yang baru saja bergulir. Mulai dari guru, kepala
sekolah, peserta didiik maupun orang tua peserta didik sendiri, agar
pelaksanaan kurikulum bisa berjalan sesuai dengan sebagai mana mestinya.
Dampak implementasi kurikulum 2013 sangat jelas terlihat pada pendidik,
peserta didik dan orang tua peserta didik yakni pada sikap, baik sikap
spiritual maupun sikap sosial. Sementara pada kurikulum 2006 yang lalu,
lebih ditekankan pada aspek pengetahuan semata.
read more
Sikap tidak dapat diajarkan kepada peserta didik, tetapi harus
dicontohkan melalui pembiasaan. Bagi peserta didik yang memberikan
contoh guru, orang tua, dan masyarakat.
Menurut Feri Fren dalam Singgalang Selasa 14 Oktober 2014 dalam
tulisannya yang berjudul “Penjernihan Emosi Peserta Didik” mengulas,
sudah saatnyalah guru, orang tua, dan masyarakat menjadi teladan bagi
anak-anak baik dalam hal prilaku tutur kata, maupun tabiat keseharian.
Keteladanan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk sikap
seorang peserta didik baik disekolah maupun di masyarakat. Siapapun dan
apapun yang mereka lihat akan mereka adopsi dan akan menjadi prilaku
permanen bagi pribadi peserta didik itu sendiri.
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi dalam membentuk sikap peserta
didik, meskipun setiap hari mereka berada dilingkungan keluarganya,
kalaulah orang tua mereka kurang kontrol akan membuatnya kebablasan.
Sebagai contoh pembiasaan sikap oleh orang tua dalam hal mengucapkan
kata “Terima kasih”. Demikian juga dalam hal mengucapkan salam saat
masuk rumah, berdoa sebelum dan sesudah makan, dan banyak contoh lain
yang sangat dekat dengan kehidupan anak.
Disekolah guru menjadi tokoh sentral yang akan diamati, ditiru, bahkan
diidolakan oleh peserta didiknya. Perlu kiranya guru bertanya dan
berkaca pada diri sendiri setelah melihat refleksi sikap peserta
didiknya. “Sudahkah saya dapat dijadikan contoh teladan yang baik bagi
peserta didik saya”?
Seringkali guru lupa dan tidak menyadari bahwa prilaku yang mereka
tampilkan sangat mewarnai sikap peserta didik. Contohnya, peserta didik
dilarang merokok, namun kenyataannya guru masih ada yang merokok
dikelas, bahkan peserta didiknyapun yang disuruh untuk membeli rokok ke
warung.
Akibatnya, peserta didik cenderung untuk tidak mau lagi mendengarkan nasehat gurunya, salah siapakah ini?
Sudah sepatutnyalah guru, orang tua, dan masyarakat yang diamanahi
dalam memimpin anak-anak untuk memberikan teladan yang baik. Orang tua
adalah sebagai pemimpin di rumahnya. Menurut hadist yang diriwayatkan
oleh Buchari Musim mengatakan bahwa “Tiap-tiap kamu adalah pemimpin,
dan setiap pemimpin akan ditanya atas apa yang dipimpinnya.”
Orang tua adalah pemimpin, apabila orang tua mampu memberikan contoh
yang baik, mudah-mudahan sikap anak bisa berubah ke arah yang lebih
baik. Kebahagiaan orang tua akan terlihat nyata saat melihat mereka
berhasil mencapai cita-citanya kelak.
Kurikulum 2013 mengamanatkan agar peserta didik kedepan memiliki sikap
yang baik sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional. Dengan niat yang
ikhlas dan kuatnya peran orang tua terhadap anaknya, Insyallah pesan
kurikulum 2013 akan terwujud. Semoga.
Update : Jumat, 17 Oktober 2014 , Kontributor berita : Feri Fren, S.Pd,MM
Saturday, September 19, 2015
Filed in:
guru madrasah
About Unknown
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit.